Menentukan sesuatu bukanlah sebuah hal yang mudah, apalagi jika keputusan itu akan menentukan masa depanmu. Salah satu langkah saja, hidupmu bisa hancur. Meski jika kau beruntung, kau masih bisa mengulanginya dari awal. Akan tetapi tidak semua orang memiliki keberuntungan itu.
Dilema khas siswa kelas 12: menentukan jurusan untuk kuliah nanti aka menentukan masa depan.
Dulu, aku sempat berpikir untuk menjadi seorang arsitek, Kemudian berganti menjadi apoteker, astronom, psikolog, ahli gizi dan yang paling menyimpang adalah menjadi seorang pengacara. Agak konyol memang, seluruh pergantian cita-cita itu terjadi hanya dalam kurun waktu tidak sampai tiga tahun dan sebenarnya yang mendominasi adalah psikologi serta ahli gizi. Bahkan, tidak sampai satu minggu yang lalu aku mendambakan untuk masuk jurusan ilmu gizi di univertas yang berada di kotaku. Tidak sampai satu bulan yang lalu aku mendambakan untuk masuk jurusan Psikologi salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Tapi semakin lama, aku semakin berpikir.
"Apakah aku mampu?"
"Apakah kondisiku memungkinkan?"
"Apakah aku tidak akan jenuh dengan materi-materi dalam jurusan itu?"
"Will I survive there?"
Keraguan mulai merasukiku. Hingga aku sempat berpikir, "Ah yasudahlah, yang penting bisa kuliah. Jurusan urusan nanti."
Tapi, itu salah besar. Bukankah akan sangat berbahaya jika aku tidak bisa menikmati apa yang kulakukan nanti? Bekerja dalam tekanan karena harus melakukan hal yang tidak kusukai. Buruk, hasilnya pasti buruk.
Tuhan memang adil. materi pelajaran seni budaya serta kedekatanku dengan seseorang akhir-akhir ini membawa berkah. Menggambar bangunan menggunakan perspektif atau menggambar binatang dari coretan rumus-rumus fisikanya membuatku sadar tentang apa yang benar-benar kusukai; seni.
Tidak, bukan seni musik. Aku tidak pernah bisa menikmati musik seperti halnya orang-orang. Jika disuruh memilih aku akan lebih bahagia menjadi tuli daripada buta. Mungkin seni tari, tapi aku tidak terlalu terobsesi dengannya meski aku sangat menyukainya.
Seni rupa; itulah hidupku. Aku suka menggambar, aku suka membuat karya, aku suka segalanya yang mencakup titik, garis, bentuk, ruang, dan warna. Kurasa aku tidak akan bisa hidup tanpa warna.
Aku tidak tahu jika seandainya takdir berkata lain di kemudian hari, tapi keinginanku sudah final. Aku ingin menjadi seorang Interior Designer. Entah dengan melalui proses langsung karena takdir membuatku dengan ajaib bisa lulus tes FSRD yang katanya sangat khayal atau dengan melalui pendalaman dalam bidang arsitektur terlebih dahulu sebelum mengambil penjurusan dalam tata ruang. Biar usaha serta doa yang menentukan, yang penting aku sudah memiliki tujuan pasti,
Thanks God, now I know what I'm going to do in the future :)

No comments:
Post a Comment